Pulau Nias yang Eksotis nan Menggoda
Lompat batu dan tari perang merupakan atraksi yang sangat dinanti pada setiap pagelaran budaya Nias dimanapun dilaksanakan yang selalu mengundang decak kagum para penonton. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketangkasan anak-anak muda Nias dalam berlari dan melompati batu setinggi 210 cm telah membawa nama Pulau Nias terkenal di seluruh penjuru dunia bahkan sempat diabadikan pada uang kertas Rp. 1000.
Tidak hanya atraksi budayanya saja, eksotisme dan
pesona wisata pantai dengan pasir berwarna putih dan juga merah serta air laut
sebening kristal juga menjadi daya tarik yang mampu menghipnotis para wisatawan
yang datang berkunjung ke Pulau Nias. Selain air laut yang jernih dan bersih
yang masih belum tercemar oleh limbah industri, pesona terumbu karang dan berbagai
spesies ikan warna-warni yang berenang dengan bebas seolah menggoda dan
mengajak para perenang bercengkerama sehingga mengundang hasrat untuk ingin
terus berlama-lama dalam air ketika sedang snorkeling.
Pesona dan eksotisme Pantai Pulau Asu yang menggoda |
Ombak menggulung di Sorake |
Perkampungan tradisional dengan rumah adatnya yang berdiri dengan gagah sekalipun sudah berusia lebih dari 70 tahun dengan bahan konstruksi dari kayu serta tidak menggunakan pasak besi pada setiap sambungannya telah menciptakan keunikan tersendiri dan patut diapresiasi dan mengundang rasa penasaran para pengunjung dan ingin merasakan tantangan untuk menginap di dalam rumah adat Nias serta mencicipi makanan khas Nias yang sangat nikmat yang diramu dengan bumbu khusus oleh masyarakat setempat.
Demikianlah gambaran tentang pesona wisata, budaya dan
kehidupan sosial masyarakat di Kepulauan Nias. Sebuah pulau yang dalam bahasa
Nias disebut “Tanö Niha “ yang terletak di bagian barat pulau Sumatera,
Indonesia. Pulau Nias membentang seluas 5.121,3 Km2 dihuni oleh penduduk
sekitar 756.762 (berdasarkan hasil sensus pada tahun 2010).
Pemerintahan
Nias merupakan sebuah pulau terbesar di luar
pulau Sumatera yang termasuk dalam wilayah provinsi Sumatera Utara, terdiri
dari 131 pulau dimana pulau Nias merupakan pulau terbesarnya. Ono Niha (Suku
Nias) merupakan penduduk asli Nias yang menghuni wilayah kepulauan tersebut
bersama dengan suku lainnya dari luar kepulauan Nias seperti suku Melayu,
Padang, Batak dan Cina.
Hingga tahun 2003, Nias merupakan
sebuah Kabupaten yang meliputi keseluruhan pulau dan menjadi bagian dari
pemerintahan Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun tersebut juga Nias dimekarkan
menjadi 2 (dua) kabupaten yakni Kabupaten Nias dan Nias Selatan. Selanjutnya
Nias dimekarkan menjadi 4 (empat) kabupaten dan 1 Kota : Kabupaten Nias, Nias
Selatan, Nias Barat, Nias Utara dan Kota Gunungsitoli.
Budaya
Pulau Nias yang berada di
lingkaran terluar wilayah negara Republik Indonesia ternyata merupakan salah
satu pulau dengan peradaban tertua di Indonesia yang dibuktikan dengan situs
megalitik dan peninggalan bersejarah yang tersisa dari kehidupan nenek moyang
orang Nias di masa lampau, dimana para sejarahwan dan arkeolog menyebutkan
bahwa kebudayaan Nias merupakan kebudayaan megalitik yang tinggal sedikit
bertahan hingga saat ini. Keunikan yang terlihat dari peninggalan budaya yang
diwarisi oleh Ono Niha (sebutan untuk
orang Nias) adalah bahwa ciri khas budaya, bahasa dan rasnya yang sangat jauh
berbeda dengan suku-suku lainnya yang terdapat di Indonesia.
Lompat Batu Nias pada uang pecahan Rp. 1000 (tahun 1992) |
Nias terkenal karena ragam
atraksi dan perayaannya. Atraksi yang paling terkenal adalah Tari Baluse (Tari Perang) dan Hombo Batu (Lompat Batu) yang sering
diperagakan dalam menyambut para wisatawan, dimana Hombo Batu merupakan sebuah ritual penanda kedewasaan di zaman dulu
yang melibatkan para pemuda yang harus melompati batu setinggi 210 cm yang
bagian atasnya ditutupi dengan paku dan bambu runcing yang sudah ditajamkan
(sekarang bagian atasnya tidak memakai paku dan bambu runcing karena
berbahaya). Tujuan lainnya dari Hombo
Batu ini adalah sebagai ajang latihan dan persiapan bagi para pemuda untuk
melompati tembok pertahanan musuh ketika berperang (dahulu perang antar öri/kampung sering terjadi).
Pastor Johannes dengan Batu Megalith |
Miniatur
kehidupan, rumah adat dan peninggalah bersejarah di Nias dapat dijumpai di
Museum Pusaka Nias yang terletak di Jalan Yos Sudarso No. 134 Gunungsitoli yang
dibangun di atas lahan seluar 2 Ha yang menyimpan sekitar 6000 koleksi mulai
dari perhiasan, peralatan rumah tangga, alat-alat musik tradisional, hasil
kerajinan tangan serta bebatuan megalith yang telah diukir. Di museum juga
terdapat rumah adat tradisional khas Nias yang bisa dijadikan tempat menginap
bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi tidur dan tinggal di dalam rumah
adat Nias.
Omo Sebua/Omo Hada (Sebutan untuk Rumah Adat Nias), merupakan rumah
panggung berkonstruksi kayu yang unik dengan atap yang menjulang. Omo Sebua ini telah berumur lebih dari
70 tahun dan masih berdiri kokoh karena konstruksinya memang sangat kuat dan
tahan gempa. Hal yang paling unik dari Omo
Sebua ini adalah bahwa setiap persambungannya tidak menggunakan paku besi
melainkan seluruhnya dari pasak yang terbuat dari kayu dengan berbagai ukiran
yang memiliki makna tersendiri.
Transportasi Ke Nias
Untuk
menjangkau Nias, terdapat dua alternatif transportasi yang dapat digunakan
yakni dengan jalur laut atau udara. Untuk jalur laut, dari Sibolga-Gunungsitoli
atau Sibolga-Teluk Dalam tersedia kapal Ferry yang melayani penyebrangan dengan
menempuh waktu sekitar 10 jam dan setiap sebulan sekali kapal yang melayani
jalur Jakarta-Gunungsitoli akan singgah di Nias. Sementara melalui jalur udara
terdapat 2 (dua) buah maskapai (Wings Air dan Sky Aviation) dengan jenis
pesawat ATR dengan 5 kali jadwal penerbangan setiap harinya. Penerbangan dari
Bandara Polonia Medan ke Bandara Binaka Gunungsitoli dapat ditempuh dengan
waktu kurang lebih 1 jam.
Objek Wisata
Beberapa
objek wisata yang sudah terkenal dan menjadi icon wisata kepulauan Nias adalah
di Kota Gunungsitoli: Perkampungan Tradisional di Desa Tumori dan Sihare’o
Siwahili dengan deratan rumah adatnya, Gua Tögi Ndrawa, Museum Pusaka Nias
(Gunungsitoli), Pantai Hoya, Muara Indah, Pantai Charlita, Pantai Bunda, Pantai
Laraga, Puncak Laowomaru, Pantai Simanaere; Kabupaten Nias: Pemandian Air Panas
Bombo Aukhu; Kabupaten Nias Barat: Pulau Asu & Pantai Sirombu; Kabupaten
Nias Utara: Pantai Ture Loto, Pantai Gawu Soyo (Pasir Merah), Pantai Berbisik
(Sifaki), Pantai Teluk Bengkuang (Walo), Pulau Bunga; Kabupaten Nias Selatan:
Pantai Lagundri dan Sorake yang terkenal dengan ombaknya yang besar
untuk olahraga surfing, Desa Bawomataluo dengan Perkampungan Rumah Adatnya dan
atraksi lompat batu (Hombo Batu),
Pantai Mo’ale, dan Pulau Tello.
Bahasa Umum Yang Sering Digunakan
Ya’ahowu
: Sapaan (selamat pagi, siang & malam)
Saohagölö
: Terimakasih
Ha’uga
Mböli : Berapa (harga)
Olofo :
Lapar
Abuso :
Kenyang
Owökhi
Dödö : Haus
Ami :
Enak
Baga-baga/
siga-siga : cantik/ganteng
Lö’ö : Tidak
Omasi :
Suka
Manörö-nörö
: Jalan-jalan
Aukhu :
panas
Okafu :
Dingin
Sambua/sara
: satu
Dombua/dua:
dua
Tölu :
tiga
Öfa :
empat
Pantangan/ Hal yang Tidak Boleh Dilakukan
Dalam Budaya Nias/Kebiasaan di Nias
1. Memberikan dengan jumlah tiga
(dianggap sebagai penghinaan/memaki karena melambangkan kelamin pria)
2. Memberi/menerima/bersalaman
dengan tangan kiri
3. Dilarang menggoda/ mengganggu
cewek Nias (pergaulan antara pria dan wanita sangat dibatasi di Nias)
4.
Bila berkendara
di harap hati-hati karena tidak ada lampu lalu lintas di Nias.
5.
Silakan memakai
pakaian yang sopan (boleh memakai celana pendek di bawah lutut) kecuali bila
berenang di laut boleh pakai body fit, tidak disarankan pakai swimsuit.
Bila
ingin berwisata ke Nias & membutuhkan Agen perjalanan yang bisa
mengurus segala keperluan perjalanan Anda selama di Nias dengan paket
perjalanan istimewa dan menarik, silakan hubungi kami:
Silakan cari tahu tentang kami di:
Hp/WA: 0812-6027-4444
email: goniastour@gmail.com
IG: Go Nias Tour
Facebook Page: Go Nias Tour
Website: www.goniastours.com
Post a Comment