Gua Togi Ndrawa, Tempat Bertualang untuk Hiking dan Caving di Gunungsitoli
"You never climb the same mountain twice, not even in memory. Memory
rebuilds the mountain, changes the weather, retells the jokes, remakes
all the moves." -- Lito Tejada-Flores
Salah satu pintu masuk menuju Gua Togi Ndrawa |
Pesona wisata pantai dan atraksi budaya bukanlah suatu hal yang baru bila berbicara tentang kepariwisataan di Pulau Nias, namun untuk Hiking dan Caving masih belumlah begitu populer, baik bagi masyarakat di Pulau Nias itu sendiri maupun bagi para wisatawan yang hendak berkunjung ke Pulau Nias. Caving yang diartikan sebagai wisata penelusuran gua dan Hiking kegiatan pendakian gunung.
Bagi penikmat kegiatan outdoor dan suka petualangan, kata Hiking dan Trekking bukanlah kata asing sekalipun seringkali sulit membedakan antara Trekking dan Hiking itu sendiri. Belantara Indonesia memberikan defenisi bahwa Hiking adalah salah satu kegiatan outdoor
dimana pelakunya melakukan aktivitas berjalan kaki sebagai kegiatan
rekreatif dan olahraga. Biasanya tempat yang di tuju adalah lokasi yang
memiliki panorama indah, dengan jalur yang sudah di buat. Trekking adalah perjalanan panjang dilakukan dengan berjalan kaki
di daerah yang biasanya tidak ada sarana transportasi tersedia disana,
pada jalur yang belum dipetakan, serta di lingkungan yang menantang,
mungkin berbukit atau pegunungan.
Bila hanya memiliki waktu kunjungan yang singkat di Pulau Nias dan ingin mencari lokasi wisata yang bisa ditempuh dalam waktu 45 menit dari Bandara, maka Gua Togi Ndrawa merupakan salah satu jawabannya bagi anda. Gua Togi Ndrawa ini yang terletak di Desa Lelewonu Niko'otano Kecamatan Gunungsitoli. Gua yang berada di ketinggian ± 135 Meter di atas permukaan laut memiliki daya tarik tersendiri dan memberikan tantangan bagi para petualang untuk melakukan Hiking dan Caving.
Undakan menuju Togi Ndrawa (Kiri: Undakan Awal, Kanan: Pendakian) |
Pintu masuk ke gua ini bisa ditempuh selama 45 menit dari bandar udara Binaka atau sekitar 3 Km dari pusat Kota Gunungsitoli. Dari pintu masuk ke lokasi Gua berjarak 865 meter dengan medan yang mendaki yang memiliki tingkat kemiringan hingga 40 derajat. Jalanan menuju Gua Togi Ndrawa telah dibuat semenarik dan sealami mungkin yakni dengan susunan dari lempengan batuan alam ukuran 40 x 75 cm yang sudah dibentuk menjadi undakan yang pengerjaannya dilakukan atas kerjasama antara Museum Pusaka Nias dan Tirto Utomo Foundation-Jakarta sejak tahun 2012 yang lalu.
Sebenarnya, ada jalur alternatif lain yang berjarak sekitar 250 Meter dari pintu masuk pertama. Pintu masuk alternatif ke-dua ini bisa diakses dengan menggunakan sepeda motor atau kendaraan roda empat, namun bagi para petualang tidaklah seru bila tidak melewati jalan setapak dengan undakannya karena di sanalah kita bisa merasakan nikmat dan tantangan menuju Gua Togi Ndrawa ini. Waktu tempuh dari pintu masuk undakan ke mulut gua sekitar 25 menit dengan pepohonan rimbun milik warga sekitar di kiri kanan jalan sehingga para pejalan kaki tidak akan merasakan panasnya terik matahari.
Sekilas tentang sejarah Gua Togi Ndrawa, Menurut Wiradnyana dalam dalam situs nias online, telah ditemukan data mengenai kehadiran manusia sekitar 12.000 tahun yang lalu dan berlangsung secara terus menerus sampai berkisar tahun 1.150 Masehi. Mereka yang tinggal di gua tersebut memanfaatkan biota marin khususnya yang berada pada kawasan mangrove. Bukti penemuan tersebut adalah adanya temuan berupa alat-alat batu yang berkarakter mesolitik, diantaranya serpih batu, batu pukul dan pipisan. Temuan lain berupa sisa-sisa vertebrata yang terdiri dari ikan (Pisces), ular (Ophodia), buaya (Squamosa), kura-kura (Testudinidae), hewan pemakan daging (Carnivora), Hewan pengerat (Rodentia), kelelawar (Chiroptera), hewan berkuku genap (Artiodactyla) dan Primata cangkang moluska yang terdiri dari kelas Gastropoda dan Pelecypoda.
Sesampainya di puncak bukit dekat gua, jerih payah kita selama pendakian akan segera hilang dan terbayarkan setelah melihat ke-empat mulut gua yang menganga indah yang berderet dari Selatan ke Utara seolah mengucapkan selamat datang menyambut kita.
Mulut - Mulut Gua di Togi Ndrawa yang siap untuk menyambut kedatangan kita. |
Stalaktik dan Stalamik Dalam Mulut Gua dan Lubang Berbentuk Daun
Menapaki kaki dalam mulut gua, perasaan mendebarkan dan penasaran datang silih berganti. Mulut gua menghadap ke Timur dan Tenggara dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi atap gua yang berbeda-beda yang terbentuk dari bebatuan stalaktik dan stalamik, sehingga dinding-dinding gua ini terlihat begitu kuat.
Pintu Masuk ke dalam Gua |
Betapa mata tidak tercengang ketika menyaksikan kindahan gua ini dari dalam, dengan hawa yang dingin dan lembab serta pencahayaan yang temaram kaki diajak melangkah semakin masuk ke dalam. Beberapa kali badan harus menjaga keseimbangan agar tidak terpeleset di antara bebatuan. Di ruangan pertama terdapat ruangan yang cukup besar, bahkan menurut penduduk setempat dulu sering digunakan sebagai tempat untuk bermain badminton.
Ruangan pertama dalam Gua |
Yang lebih membuat mata ini takjub adalah ketika melihat ruangan selanjutnya dengan lubang menganga berbentuk daun di atas yang tingginya sekitar 10 meter seakan kita menyaksikan negeri di atas awan di kepala kita. Mata ini seolah kembali beradaptasi dengan cahaya terang dibarengi dengan decak kagum atas keindahan karya tangan Tuhan ini. Jika kita beruntung, kita akan dapat menyaksikan sinar matahari berbentuk tombak dari lubang kecil di atap gua tak jauh dari lubang yang berbentuk daun.
Lubang berbentuk daun di atas atap gua |
Sinar matahari berbentuk tombak di dalam gua |
Tak terasa sekitar 300 meter sudah masuk ke dalam gua yang semakin menyempit, terdapat lubang yang menurun ke bawah dan sempit namun sayangnya tidak dapat ditelusuri pada kunjungan kali ini berhubung karena kurangnya peralatan yang dibawa. Dibutuhkan tali untuk bisa turun ke bawah agar bisa mengeksplore kedalaman gua lebih jauh lagi. Perasaan seakan terpuaskan setelah mencapai ujung terakhir petualangan di hari ini dan akan dilanjutkan lagi di kunjungan selanjutnya tentunya dengan membawa peralatan yang lebih lengkap.
Penulis di Ujung Gua pada petualangan hari ini. |
Selain menelusuri jejak arkeologi di gua Tögi Ndrawa, bila berkunjung ke gua ini kita juga bisa menjumpai sebuah Omo Hada (rumah adat tipe Nias Utara) nan unik yang berdiri kokoh tidak jauh dari gua tersebut. Rumah adat tersebut didirikan atas kerjasama antara Museum Pusaka Nias dan Tirto Utomo Foundation, yang diproyeksikan menjadi lokasi taman wisata budaya di Kota Gunungsitoli. Bila ingin tahu lebih banyak tentang keunikan rumah adat tradisional Nias (Omo Hada), bisa membacanya di Sini. Jadi, bila berkunjung ke Nias, sempatkan waktu untuk berkunjung ke Tögi Ndrawa, ataupun bagi masyarakat Nias yang ingin mencari wisata alternatif selain pemandangan pantai disarankan untuk berkunjung ke gua ini karena dipastikan Anda akan menemukan sensasi yang berbeda yang disajikan dalam gua ini.
Rumah Adat Tradisional Khas Nias Bagian Utara di dekat Gua |
Untuk berkunjung ke Gua Togi Ndrawa ini, disarankan untuk membawa senter, helm pengaman kepala, dan tali (bila ingin eksplore lebih dalam lagi) serta makanan dan minuman (karena untuk sementara tidak ada pedagang makanan dan minuman di lokasi).
Untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang objek-objek wisata yang ada di Pulau Nias, silakan di klik di SINI
Bila ingin berwisata ke Nias & membutuhkan Agen perjalanan profesional yang bisa mengurus segala keperluan perjalanan Anda selama di Nias dengan paket perjalanan istimewa dan menarik, silakan hubungi kami:
Silakan cari tahu tentang kami di:
Hp/WA: 0812-6027-4444
email: goniastour@gmail.com
IG: Go Nias Tour
Facebook Page: Go Nias Tour
Website: www.goniastours.com
Hp/WA: 0812-6027-4444
email: goniastour@gmail.com
IG: Go Nias Tour
Facebook Page: Go Nias Tour
Website: www.goniastours.com
Post a Comment