Ragam Makanan Khas Nias
Berkunjung
ke Nias untuk menikmati keindahan pantai, olahraga surfing, atraksi
lompat batu, tari perang dan rumah adat tradisionalnya, tidaklah terasa
lengkap bila tidak menikmati (atau setidaknya mengetahui) makanan
tadisional khas Nias yang sudah (hampir) terlupakan oleh orang Nias
sendiri. Termasuk penulis yang hampir tidak mengenal apa dan bagaimana
sebenarnya makanan tradisional khas Nias itu.
Beruntung,
ketika membuka-buka file saat masih aktif bekerja di Dinas Pariwisata
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Gunungsitoli, penulis menemukan file
dan foto-foto tentang “Makanan Tradisional” Nias yang didapatkan dari
Sekretaris Disparbudpora, bapak Herman Harefa, BA. Yang beliau peroleh
ketika menemani seorang kenalan yang mengadakan penelusuran tentang
makanan tradisional di Nias.
Penulis
bertujuan untuk mengenalkan kembali kepada kita (khususnya masyarakat
Nias) tentang makanan tradisional khas Nias, sekaligus menyampaikan
bahwa sebenarnya Nias itu bukan hanya kaya akan wisata alam dan
budayanya melainkan juga wisata kulinernya. Sehingga masyarakat Nias
dapat mengetahui makanan khas asli Nias dan juga agar tidak sampai
diklaim oleh negara lain seperti yang marak terjadi belakangan ini.
Menurut sumber yang
didapatkan penulis, makanan tradisional khas Nias terdiri dari 12 (dua
belas) jenis, baik yang bersumber dari bahan hewani maupun nabati yang
tentunya sangat umum ditemukan di seluruh wilayah Nias.
1. HARINAKE :
Harinake adalah makanan adat tradisional Nias di Nias
bagian Utara, dan Nias bagian Barat, biasanya harinake disajikan untuk
menghormati tamu seperti menghormati mertua yang datang ke rumah
menantunya pada kunjungan pertama, Pesta perkawinan, anak-anak memberi
makan secara adat kepada orang tuanya dan disaksikan oleh semua famili
(keluarga besar) dalam hal anak – anak meminta kepada orang tuanya
melaksanakan pembagian harta warisan dimana setiap anak menyajikan 1
ekor babi yang dilengkapi dengan harinake kepada orang tua mereka.
2. NI’OWURU :
Ni’owuru adalah daging babi yang diawetkan dengan menggunakan garam.
3. GOWI NIFUFU :
Pada
zaman dahulu terutama di pedalaman, masyarakat Nias kalau makan pagi,
siang dan malam, sebelum memakan nasi telebih dahulu memakan ubi,
setelah merasa agak kenyang baru memakan nasi.
Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan konsumsi nasi berhubung karena
nasi pada masa itu sangat susah didapatkan dan seringkali tidak
terjangkau sehingga terkadang Gowi Nifufu digunakan sebagai makanan pokok di sana.
4. LEHEDALÖ NIFANGE (DAUN TALAS YANG DIRENDANG) :
Lehe dalÖ nifange termasuk lauk dipesisir pulau Nias.
5. HAMBAE NITITI :
Hambae nititi
adalah daging kepiting yang di campur dengan santan kelapa dimasak
sampai kering untuk dijadikan lauk, makanan ini merupakan makanan
bermusim biasanya pada bulan Mei, Juni dan Juli di kepulauan Hinako
Kecamatan Sirombu.
6. BATO HAMBAE :
Bato hambae
adalah daging kepiting yang telah dibentuk berbentuk bulat lempeng lalu
diasapi samai kering, digunakan sebagai lauk, makanan ini biasanya di
buat pada musim kepiting di kepulauan Hinako Kecamatan Sirombu pada bulan Mei, Juni dan Juli.
7. NAMI (TELUR KEPITING) :
Pada setiap satu malam sebelum dan pada malam
bulan purnama pada bulan Juli, Agustus dan September di Kepulauan
Hinako Kecamatan Sirombu kepiting darat akan keluar menuju pantai untuk
menceburkan telurnya di laut, pada malam tersebut masyarakat setempat
beramai – ramai ke tepi pantai untuk mengambil telur kepiting. Telur kepiting ini digoreng dengan minyak kelapa dan disajikan sebagai lauk.
8. SILIÖ GURO :
SiliÖ guro adalah makanan tradisonal Nias, berupa daging udang yang telah digiling dicampur dengan kelapa yang dibungkus dengan daun pisang dan dipanggang di atas bara api yang digunakan sebagai lauk.
9. BABAE :
Babae adalah makanan khas adat di Nias Bagian Selatan yang merupakan campuran dari daging babi, kacang hijau, kelapa dan bawang merah untuk menghormati tamu agung, biasanya digunakan sebagai lauk.
10. KÖFÖ - KÖFÖ :
KÖfÖ - kÖfÖ adalah makanan tradisional di Kecamatan Pulau – pulau Batu kabupaten Nias Selatan, merupakan daging ikan yang telah dibuang durinya yang dimasak dengan santan kelapa ataupun digoreng biasanya digunakan untuk lauk.
11. SAKU NISÖLÖ :
Saku nisÖlÖ adalah makanan tradisional di Kecamatan Pulau-pulau Batu Kabupaten Nias Selatan, dari bahan tepung sagu yang telah digongseng dan disirami santan yang digunakan sebagai ganti nasi.
12. DODOL DURIAN :
Dodol durian di nias digunakan sebagai makanan tambahan pada musim buah durian di Nias yang pada masa lampau musimnya adalah pada bulan Juli dan Agustus namun saat ini musim durian di Nias sudah tidak teratur lagi dan hampir bisa ditemukan sepanjang tahun di Nias.
Penulis
menyadari bahwa ke-12 jenis makanan tradisional ini masihlah belum
sepenuhnya ditelusuri dan masih banyak lagi yang belum diungkapkan,
sehingga dengan adanya tulisan ini maka makanan tradisional lainnya
dapat ditambahkan oleh saudara-saudara dari Nias yang nantinya dapat
melengkapi kekayaan kuliner khas Nias.
Selain makanan, Nias juga memiliki minuman khas yakni TUO NIFARÖ (tuak suling) yang juga sudah berada diambang kepunahan.
GO NIAS TOUR
Jl. Pendidikan No. 19A Kelurahan Ilir Gunungsitoli
Mobile Phone: 0812-6027-4444
PIN BB : 7533A4C6
PIN BB : 7533A4C6
Facebook fan page:Go Nias
mantap...
ReplyDeletebaru tahu kalau makanan khas nias itu banyak ragamnya. terimakasih
Sama-sama, semoga bermanfaat..
ReplyDelete